Langsung ke konten utama

PEMBELAJARAN YANG MENUNTUN ANAK PGP-ANGKATAN 1-SUJIONO-1.1-AKSI NYATA

A.Latar Belakang Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sehingga pendidikan seharusnya diarahkan agar dapat menggali segala potensi yang dimiliki anak. Melalui bimbingan dan pengarahan yang dilakukan oleh pendidik diharapkan siswa dapat menemukan segala potensi yang dimilikinya dalam rangka mencapai impian cita-citanya. Dan sejatinya pendidikan yang dilaksanakan memberikan kemerdekaan dalam belajar kepada siswa dengan memberikan ruang kepadanya dalam melakukan model belajar anak.Bertitik tolak dari pemikiran Ki Hajar Dewantara ada beberapa kesalahan-kesalahan mendasar oleh pendidik yang mungkin tidak disadari. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran yang saya lakukan di kelas diantaranya: 1. Tidak ada persiapan ketika mengajar. Saya percaya mengajar hanyalah perlu kita berdiri di depan kelas, kemudian kita menyampaikan materi dan kemudian kita memberikan tes untuk mengukur tingkat pemahaman murid. Ini sering dilakukan saya dengan tidak melakukan persiapan sebelum mengajar seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan tidak jarang tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai. 2. Mamaksa peserta didik harus bisa memahami materi yang kita ajarkan, sehingga anak dipaksa untuk memahami materi yang disampaikan dan terkandang saya memberi hukuman jika anak tidak bisa mengerti penjelasan yang saya paparkan. 3. Perlakuan terhadap peserta didik yang tidak dan mendominasi dalam pembelajaran Sehingga anak dipaksa untuk memahami materi yang disampaikan dan terkandang saya memberi hukuman jika anak tidak bisa mengerti penjelasan yang saya paparkan. Dalam pembelajaran yang saya lakukan selama ini, kurang memperlakukan siswa secara adil di dalam pembelajaran, diantaranya penggunaan metode yang tidak bervariasi, pembelajaran yang dilakukan sering hanya bersifat satu arah atau dengan metode ceramah saja dan pembelajaran yang saya lakukan hanya berpusat kepada guru sebagai sumber informasi murid tanpa memberikan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya 4. Tidak memahami kondisi kejiwaan anak Anak pada dasarnya senang jika mendapat pujian dari guru dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan. Namun, sayangnya kebanyakan diantara kita sering mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik dan tidak membuat masalah ketika sedang belajar di kelas. Selain itu juga kondisi anak usia SD pada dasarnya masih senang bermain dan belum terbiasa dengan kondisi-kondisi yang bersifat serius dan formal. Tetapi terkadang guru memaksakan anak untuk serius dalam belajar dan memberikan hukuman jika anak bermain dalam belajarnya. B. Tujuan Aksi Nyata ini untuk pengimbasan terhadap materi yang telah dipelajari dan dipahami oleh Calon Guru Penggerak untuk dapat berbuat aksi nyata yang dapat berdampak langsung kepada murid: Adapun tujuannya yang hendak dicapai adalah: 1) Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan minat, bakat, dan potensi murid yang dimiliki. 2) Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik dan disesuaikan dengan keadaan darurat. 3) Guru mampu melaksanakan pembelajaran di kelas lebih berpusat kepada anak didik. C.Dukungan Yang dibutuhkan 1) Kepala sekolah 2) Guru teman sejawat D. Hasil yang dicapai setelah melakukan aksi nyata, dengan melakukan pembelajaran yang berpusat kepada murid adalah sebagai berikut: 1) Murid lebih enjoy dan happy selama mengikuti pembelajaran di kelas 2) Murid mulai berperan aktif di dalam kelompok masing-masing 3) Murid lebih dapat dapat memamerkan hasil kerjanya di kelas E. Kendala-kendala yang dihadapi 1) Sekolah belum sepenuhnya melakukan pembelajaran tatap muka secara normal 2) Pembelajaran yang dilakukan belum berjalan secara normal dengan waktu normal 3) Pembelajaran masih mendatangkan siswa ke sekolah dan dilakukan di dalam kelas sehingga tidak sesuai dengan masa pandemic 4) Guru di berikan waktu dalam seminggu hanya 3 (tiga) hari untuk melakukan pembelajaran. 5) Guru banyak masih mengerjakan tugas-tugas dalam administrasi sekolah karena banyak permintaan data, sehingga pembelajaran yang dilakukan dirasakan kurang maksimal dengan waktu yag tersedia. Dokumentasi kegiatan A. Pengukuran Suhu badan dan Handsanitizier
B. Proses pembelajaran 1 di kelas
C. Proses pembelajaran 2 di kelas
D. Proses pembelajaran 3 di kelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Design Grafis SMPN SATAP BOMBAN KEC. BOLANO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Koneksi Antar Materi-Refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara

Setelah kita mempelajari modul 1.1, untuk dapat memahami secara utuh tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara maka perlu kiranya kita mengimplemntasikanny dalam pembelajaran sehari-sehari di kelas. Dan untuk lebih menterkaitkan materi ada beberapa pertanyaan berikut untuk sebagai bahan acuan dalam membuat pemaparan kita: 1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1? 2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini? 3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD? Pendahuluan Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sehingga pendidikan seharusnya diarahkan agar dapat menggali segala potensi yang d
KAJIAN KRITIS Dalam buku SAINS untuk siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 karangan Sumiati Sa’adah. Terbitan Titian Ilmu Bandung Tahun 2006. Pada halaman 73 tentang bentuk air dinyatakan sbb : Bisakah kamu menyebutkan bentuk air? Apakah air memiliki bentuk persegi panjang atau bulat? Perhatikanlah air yang ada di dalam gelas! Bagaimana bentuk air di dalam gelas? Sekarang tuangkan air yang ada di dalam gelas tersebut ke dalam botol! Apakah air masih seperti yang ada di dalam gelas atau sudah berubah? Tentunya, air yang dituangkan dari dalam gelas, ke dalam botol, bentuknya akan berubah mengikuti bentuk botol. Air tidak memiliki bentuk. Akan tetapi, bentuk air akan mengikuti bentuk wadahnya. Menurut pendapat saya, bahwa tulisan ibu Sumiati Sa’adah secara konseptual kurang sempurna. Karena menurut teori Jean Piaget, bahwa Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan beraturan sesuai dengan perkembangan umurnya. Pada usia siswa SD/MI kelas 4 yakni